ACEH TAMIANG-beritaaksiterkini.com -, Kepedulian terhadap sesama kembali ditunjukkan oleh Jajaran Wartawan Indonesia (JWI) bersama Koordinator Lembaga L-KPK Provinsi Aceh dengan menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga yang terdampak musibah banjir bandang di Kabupaten Aceh Tamiang. Bantuan tersebut disalurkan sebagai bentuk solidaritas dan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat yang mengalami dampak paling parah akibat bencana alam yang melanda wilayah Aceh.
Donasi bantuan kemanusiaan itu diserahkan secara simbolis kepada warga terdampak banjir di Kabupaten Aceh Tamiang pada Kamis (18/12/2025). Penyaluran bantuan dilakukan langsung di lokasi terdampak, sehingga bantuan dapat diterima secara cepat oleh masyarakat yang saat ini sangat membutuhkan uluran tangan.
Ketua JWI Provinsi Aceh, M. Hasbiy, mengatakan bahwa bantuan tersebut merupakan hasil dari kepedulian insan pers dan lembaga sosial yang tergerak melihat kondisi masyarakat Aceh pascabanjir bandang. Menurutnya, bencana banjir yang melanda Aceh pada 26 Desember 2025 telah menimbulkan dampak yang sangat luas, dengan Aceh Tamiang menjadi salah satu daerah yang mengalami kerusakan paling parah.
“Bantuan ini langsung kami salurkan kepada warga yang terdampak banjir bandang. Hampir seluruh wilayah kecamatan, kota, hingga gampong di Aceh Tamiang terendam air. Bahkan, ada beberapa kecamatan yang mengalami kerusakan sangat parah hingga kehilangan gampong dan desa karena rumah-rumah warga hanyut dan rata dengan tanah disapu banjir,” ungkap M. Hasbiy kepada awak media.
Ia menjelaskan bahwa hingga saat ini banyak warga yang masih bertahan di lokasi pengungsian. Kondisi tersebut terjadi karena sebagian besar rumah warga sudah tidak bisa ditempati lagi. Banyak bangunan tempat tinggal yang rusak berat, hilang terbawa arus, bahkan lenyap tanpa sisa akibat derasnya banjir bandang.
“Warga masih berada di pengungsian karena tempat tinggal mereka sudah tidak ada lagi. Rumah-rumah sudah hancur dan hanyut. Ini bukan sekadar banjir biasa, tapi banjir bandang yang benar-benar menghancurkan,” tambahnya.
Lebih memprihatinkan lagi, M. Hasbiy mengungkapkan bahwa hingga saat ini terdapat laporan adanya korban jiwa akibat bencana tersebut. Namun, data jumlah korban belum sepenuhnya lengkap dan valid, karena masih ada warga yang diduga tertimbun lumpur serta belum berhasil ditemukan.
“Informasi korban jiwa memang ada, tetapi hingga kini data belum sepenuhnya lengkap dan valid. Masih ada laporan warga yang tertimbun lumpur. Tim di lapangan masih terus berupaya melakukan pendataan dan pencarian,” jelasnya.
Dalam proses penyaluran bantuan, Ketua JWI Provinsi Aceh juga menyaksikan langsung kondisi memprihatinkan yang dialami para pengungsi, terutama anak-anak. Ia mengaku sangat tersentuh melihat anak-anak yang berebut makanan karena rasa lapar.
“Ketika kami salurkan bantuan, anak-anak langsung berebut makanan. Ada yang mengatakan ‘kami lapar, Pak’, ada juga yang meminta nasi bungkus dan mi instan. Melihat kondisi di lapangan, hal ini sangat mengkhawatirkan. Jangan sampai ada warga yang kelaparan, karena situasinya benar-benar darurat,” tuturnya dengan nada prihatin.
Menurutnya, kondisi tersebut harus segera diantisipasi secara serius oleh seluruh pihak terkait. Ketersediaan makanan, air bersih, serta kebutuhan dasar lainnya menjadi prioritas utama agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di tengah situasi bencana yang masih berlangsung.
Selain menyalurkan bantuan, JWI Provinsi Aceh juga menyampaikan harapan besar kepada pemerintah pusat agar memberikan perhatian lebih terhadap bencana yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. M. Hasbiy berharap status bencana dapat ditingkatkan menjadi bencana nasional.
“Kami berharap kepada pemerintah pusat agar menetapkan status bencana banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sebagai bencana nasional. Dengan status tersebut, bantuan internasional, termasuk dari negara-negara Eropa dan luar negeri, dapat masuk untuk membantu mempercepat penanggulangan bencana,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa dukungan dari berbagai pihak, baik nasional maupun internasional, sangat dibutuhkan agar proses pemulihan dapat berjalan lebih cepat. Tidak hanya untuk penanganan darurat, tetapi juga untuk memulihkan perekonomian warga yang lumpuh akibat bencana.
“Harapan kami, dengan dukungan yang lebih luas, penanggulangan bencana bisa dipercepat dan perekonomian masyarakat yang terdampak dapat segera pulih. Warga saat ini benar-benar membutuhkan perhatian dan aksi nyata,” pungkas M. Hasbiy.
Melalui aksi kemanusiaan ini, JWI dan Lembaga L-KPK Provinsi Aceh menegaskan komitmennya untuk terus hadir di tengah masyarakat, tidak hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai bagian dari solusi dalam situasi darurat kemanusiaan. Kepedulian dan solidaritas diharapkan menjadi kekuatan bersama untuk membantu Aceh bangkit dari bencana.